Selasa, 19 Februari 2013

Utang Pemerintah Indonesia Bertambah Lagi Menjadi Rp 1.979 Triliun

 

Jakarta - Dalam bulan pertama di 2013 atau di Januari, utang pemerintah Indonesia bertambah Rp 4,33 triliun. Total utang pemerintah Indonesia saat ini menjadi Rp 1.979,75 triliun.

Secara rasio terhadap PDB total di 2012, utang pemerintah Indonesia berada di level 24% hingga Januari 2013.

Jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah hingga Januari 2013 mencapai US$ 204,14 miliar, turun tipis dari posisi di akhir 2012 yang mencapai US$ 204,28 miliar.

Demikian data Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip detikFinance, Selasa (19/2/2013).

Utang pemerintah tersebut terdiri dari pinjaman Rp 605,32 triliun yang menurun dibanding akhir 2012 Rp 614,32 triliun. Kemudian berupa surat berharga Rp 1.374,16 triliun, atau naik dibanding 2012 sebesar Rp 1.361,1 triliun. Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp 8.241,9 triliun, maka rasio utang Indonesia hingga akhir 2012 sebesar 24%.

Sementara rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga Januari 2013 adalah:


  • Bilateral: Rp 348,93 triliun
  • Multilateral: Rp 229,68 triliun
  • Komersial: 24,77 triliun
  • Supplier: Rp 390 miliar
  • Pinjaman dalam negeri: Rp 1,82 triliun
Berikut catatan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB sejak tahun 2000:

  • Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
  • Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
  • Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
  • Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
  • Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
  • Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
  • Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
  • Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
  • Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
  • Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
  • Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
  • Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)
  • Tahun 2012: Rp 1.975,42 triliun (27,3%)
  • Januari 2013: Rp 1.979,75 triliun (24%)
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan bakal mengurangi proyek-proyek yang menggunakan utang luar negeri.

Sumber : detikfinance.com

Tidak ada komentar: